Suppositoria
A. Pengertian Suppositoria
® Suppositoria adalah sediaan padat berbentuk
torpedo yang digunakan melalui anus dan dapat larut pada suhu tubuh.
® Menurut FI edisi IV
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan
bentuk, yang diberikan melalui rectal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh,
melunak atau melarut pada suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai
pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat local
atau sistematik.
B.Cara Pembuatan
® Metode pembuatan supositoria dapat
dilakukan dengan beberapa metode yaitu pencetakan dengan tangan, pencetakan
kompresi, dan pencetakan dengan penuangan.
1. Pencetakan dengan tangan (manual)
Pencetakan dengan tangan (manual) merupakan metode paling sederhana, praktis dan
ekonomis untuk memproduksi sejumlah kecil suppositoria.
~ Caranya dengan menggerus bahan
pembawa / basis sedikit demi sedikit dengan zat aktif, di dalam mortir hingga homogen.
~ Kemudian massa suppositoria yang
mengandung zat aktif digulung menjadi bentuk silinder lalu dipotong-potong sesuai
diameter dan panjangnya.
~ Zat aktif dicampurkan dalam bentuk
serbuk halus atau dilarutkan dalam air.Untuk
mencegah melekatnya bahan pembawa pada tangan, dapat digunakan talk.
2.
Pencetakan dengan kompresi / cetak kempa / cold compression
Pada pencetakan dengan kompresi, suppositoria dibuat dengan mencetak
massa yang dingin ke dalam cetakan dengan bentuk yang diinginkan.
Alat kompresi ini terdapat dalam berbagai kapasitas yaitu 1,2 dan 5 g. Dengan metode kompresi, dihasilkan suppositoria yang lebih baik dibandingkan cara pertama, karena metode ini dapat mencegah sedimentasi padatan yang larut dalam bahan pembawa suppositoria.
Umumnya metode ini digunakan dalam skala besar produksi dan digunakan untuk membuat suppositoria dengan pembawa lemak coklat / oleum cacao. Beberapa basis yang dapat digunakan adalah campuran PEG 1450 – heksametriol-1,2,6 6% dan 12% polietilen oksida 4000.
Alat kompresi ini terdapat dalam berbagai kapasitas yaitu 1,2 dan 5 g. Dengan metode kompresi, dihasilkan suppositoria yang lebih baik dibandingkan cara pertama, karena metode ini dapat mencegah sedimentasi padatan yang larut dalam bahan pembawa suppositoria.
Umumnya metode ini digunakan dalam skala besar produksi dan digunakan untuk membuat suppositoria dengan pembawa lemak coklat / oleum cacao. Beberapa basis yang dapat digunakan adalah campuran PEG 1450 – heksametriol-1,2,6 6% dan 12% polietilen oksida 4000.
3. Pencetakan dengan penuangan / cetak tuang/
fusion
Metode pencetakan dengan penuangan digunakan untuk pembuatan skala industri. Teknik ini juga sering disebut
sebagai teknik pelelehan. Cara ini dapat dipakai untuk membuat suppositoria
dengan hampir semua pembawa. Cetakannya dapat digunakan untuk membuat 6 – 600
suppositoria. Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode ini ialah melelehkan
bahan pembawa dalam penangas air hingga homogen, membasahi cetakan dengan
lubrikan untuk mencegah melekatnya suppositoria pada dinding cetakan, menuang
hasil leburan menjadi suppo, selanjutnya pendinginan bertahap (pada awalnya di
suhu kamar, lalu pada lemari pendingin bersuhu 7-10 0C, lalu
melepaskan suppositoria dari cetakan.
Cetakan yang umum digunakan sekarang terbuat
dari baja tahan karat, aluminium, tembaga atau plastik.Cetakan yang dipisah
dalam sekat-sekat, umumnya dapat dibuka secara membujur.
Pada waktu leburan dituangkan cetakan ditutup dan kemudian dibuka lagi saat akan mengeluarkan suppositoria yang sudah dingin.
Tergantung pada formulasinya, cetakan suppositoria mungkin memerlukan lubrikan sebelum leburan dimasukkan ke dalamnya, supaya memudahkan terlepasnya suppositoria dari cetakan.
Bahan-bahan yang mungkin menimbulkan iritasi terhadap membran mukosa seharusnya tidak digunakan sebagai lubrikan.
Pada waktu leburan dituangkan cetakan ditutup dan kemudian dibuka lagi saat akan mengeluarkan suppositoria yang sudah dingin.
Tergantung pada formulasinya, cetakan suppositoria mungkin memerlukan lubrikan sebelum leburan dimasukkan ke dalamnya, supaya memudahkan terlepasnya suppositoria dari cetakan.
Bahan-bahan yang mungkin menimbulkan iritasi terhadap membran mukosa seharusnya tidak digunakan sebagai lubrikan.
C.Cara Penggunaan
*Organ-organ tubuh yang dapat diberi obat supositoria: Rektum , dubur.
*Persiapan alat
Apabila supositoria dalam keadaan
lunak, dinginkan dalam kulkas selama 30 menit supaya mengeras kembali, atau
simpanlah di dalam kulkas. Pada saat ingin menggunakan supositoria, buka pembungkus
obat lalu basahilah supositoria dan masukkan jari dalam air
*Persiapan Pasien => Pasien berbaring pada
posisi miring di atas tempat tidur.
a.Prosedur
~ Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan aluminium foil, suppositoria dibasahi dengan air.
~ Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan ke dalam rektum.
~ Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal; kira-kira ½ - 1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada dewasa.
~ Pasien terus berbaring selama 15 menit.
Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan dibuka.
~ Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih
a.Prosedur
~ Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan aluminium foil, suppositoria dibasahi dengan air.
~ Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan ke dalam rektum.
~ Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal; kira-kira ½ - 1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada dewasa.
~ Pasien terus berbaring selama 15 menit.
Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan dibuka.
~ Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih
Contoh Supositoria
Sumber:dari beberapa sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar