Pages

Minggu, 29 April 2012

Pembentukan urine


Filtrasi
  • GFR: kecepatan rata-rata filtrasi per menit
    Normal  rata-rata: 120 ml/menit
  • Zat-zat yang berguna akan tertinggal,cth : glukosa,protein, dan benda-benda BM besar



Reabsorbsi
Reabsorbsi Obligat
  • FiltratàTubulus proximalisà8O% akan direabsorbsi tubuh
  • Cth : glukosa,protein.vitamin,elektrolit,dll
Reabsorbsi Fakultatif
Tubulus proximalis à Ansa Henleà Tubulus Distalisà19% filtrat direabsorbsi      

Sekresi / Augmentasi
  • Sekresi zat-zat berupa senyawa racun(toksik), obat-obatan, dan amonia.
  •  Hasil : Urine sebenarnya / air senifiltration
     

kimia klinik-tes fungsi glomerolus


TES FUNGSI GLOMEROLUS
*      Tujuan Pemeriksaan
Mengetahui adanya kerusakan / gangguan fungsi ginjal
Mengetahui derajat / beratnya gangguan fungsi ginjal

*      Dapat diukur dengan beberapa cara antara lain :
1. Clearance
ü  Clearance INULIN
ü  Clearance CREATININE
ü  Clearance UREA
2.  Kreatinin plasma dan BUN (Blood Urea Nitrogen)

*      CLEARANCE / KLIRENS
Klirens suatu zat :
            Volume plasma darimana zat itu  dibersihkan oleh ginjal dalam suatu waktu (ml/menit).
Klirens :
            Volume minimal plasma yang diperlukan untuk memberi sejumlah zat yang diekskresikan urine.

*      Clearance INULIN

ú  Paling baik
ú  Exogen
ú  INULIN : difiltrasi,  ≠ direabsorbsi oleh tubuh
             à Clearance inulin = G.F.R.
ú  Sukar pelaksanaannya (wkt  lama) à
             tidak dikerjakan

*      Clearance CREATININE
§  Hasil akhir dari metabolisme Phospho Creatinine
§  Endogen
§  Sederhana à  baik dan cukup tepat untuk mengukur G.F.R.
§  Creatinine : - difiltrasi oleh glomerulus
                                         - sedikit disekresi oleh tubulus
§  Dapat ditentukan setiap saat k/ kreatinin darah relatif KONSTAN
§  Cara pemeriksaan :
§  Ukur BB, TB, kreatinin urin, & kreatinin darah
§  Kumpulkan urine 24 jam
§  Ambil darah vena.
§  Volume urine diukur dan tentukan juga kadar creatininnya.
§  Tentukan kadar creatinine serum / plasma
§  Kreatinin Clearance: U/B  x  V = … ml/menit
§  Angka normal :
      Laki-laki : 90-130 ml/menit
      Wanita    : 80-125 ml/menit

*      Clearance UREA (Van Slyke)

§  Ureum merupakan hasil katabolisme asam amino di hati.
§  Difiltrasi oleh glomerulus dan sebagian direabsorbsi oleh tubuh.
§  Urine = 2 ml/menit disebut AUGMENTATION LIMIT.

§  Pada orang normal :
ú  Bila urine flow ≥ 2 ml/menit maka clearance urea = 3/5 dari G.F.R. = 75 ml/menit , disebut  
            Clearance MAXIMAL
            Cl. Urea = U/B  x  V = … ml/menit
ú  Bila urine flow < 2 ml.menit, maka clearance rata-rata = 54 ml/menit disebut   Clearance STANDART.
            Cl. Urea =   U/B  x     V = … ml/menit     
§  Cara mengumpulkan bahan dan cara pemeriksaan :
ú  Penderita yang akan diperiksa harus dalam keadaan puasa.
ú  Jam 09.00 penderita diberi minum 2 gelas air.
ú  Jam 09.00 penderita disuruh kencing dan urinenya dibuang.
ú  Jam 10.30 penderita disuruh kencing, dikumpulkan dan diberi tanda sample – 1 jam (I).
ú  Jam 10.35 darah vena penderita diambil.
ú  Jam 11.30 penderita disuruh kencing dikumpulkan dan diberi tanda sample – 2 jam (II).
ú  Volume sample I dan II dihitung.
ú  Kadar ureum darah dan urine I dan II ditentukan.
ú  Urea clearance sample I dan II dihitung sendiri-sendiri dan hasilnya tidak boleh berbeda lebih dari 15 %.

ú  Angka normal : 70 – 110 %
ú  Abnormal:
           40-70 %         : Kerusakan ringan
           20-40 %         : Kerusakan sedang
           < 20 %            : Kerusakan berat
           < 10 %            : Kerusakan ginjal & uremia
ú  Gangguan dapat disebabkan oleh :
ú  Rusaknya filtrasi misalnya pada Chronic Glomerulo Nephritis.
ú  Blood flow di glomerulus menurun misalnya pada Nephro Sclerosis.
ú  Tekanan dalam tubulus yang tinggi misalnya pada obstruksi seluruh kencing.

*      KREATININ PLASMA & BUN
§  Normal kreatinin plasma : 0,5-1,4 mg/dl
                                                BUN             :  6-19 mg/dl
§  Pd insufisiensi ginjal à GFR ¯, kreatinin plasma & BUN ­ à AZOTEMIA (nitrogen dalam drh ­)
§  Indeks GFR kreatinin plasma > cermat drpd BUN k/ kreatinin merupakan fungsi massa otot yang stabil
§  BUN à dipengaruhi jml protein diet + katabolisme protein tubuh



sumber:dari beberapa sumber









kimia klinik




CLINICAL CHEMISTRY

A.    PEMERIKSAAN-PEMERIKSAAN GETAH LAMBUNG

Pemeriksaan getah lambung meliputi :

I.    Pemeriksaan Motilitas
-          Fungsinya adalah untuk mengetahui kemampuan getah lambung meneruskan isinya ke    duodenum
-          Motilitas turun jika :
a.       Volume getah lambung meningkat
b.      Sisa makanan (+)
II.     Pemeriksaan Makroskopis
1.      Volume
Normal      : 25 – 75 ml
Abnormal :  -  < 25 ml à Hiposekresi / Hipoaddity
-    > 75 ml à Hiperseksi / Hiperaddity
-    > 100 ml à terjadi pada keadaan patologis misal:
a.       Sindrome zellinger ellision (vol meningkat)
b.      Gastritis kronis
c.       Obstruksi  pholorus (motilitas menurun)        

2.      Warna
Normal      : abu-abu mutiara
Abnormal:
a.       Hijau disebabkan oleh biliverdin regurgitasi duodenum ke dalam
b.     Kuning disebabkan oleh bilirubin lambung/naiknya isi duodenum ke  lambung.                  
c.       Merah disebabkan oleh darah karena :
-          trauma pada pengambilan
-          pendarahan lambung        
d.      Coklat disebabkan oleh Hb yang terdenaturasi (hematin)

3.      Bau
Normal      : agak asam
Abnormal:
a.       Asam keras à adanya statis yang disertai peragian
b.      Busuk à nekrosis lambung
c.       Faeces à statis dalam usus dan  fistel antara usus dan lambung

4.      Lendir
Normal      : (-)
Abnormal : (+) mungkin berasal dari mulut /saluran pencernaan
Ciri lendir dari nafas :
a.       Tidak homogen
b.      Terapung di atas permukaaan air
c.       Terdapat gelembung udara
d.      Tampak garis-garis halus
e.       Pada mikros sel ephel meningkat
Cara mengetahui dengan menuang cairan dari gelas kimia lain.
Pengaruh lendir :
§ Lendir dalam getah lambung akan mengikat sebagian asam basa sehingga hasil akan rendah palsu dan pada asam total tidak berubah.

5.  Sisa Makanan
Normal      : (-) karena sisa makanan telah dilanjutkan ke duodenum
Abrnormal : (+) karena :    à Motilitas lambung berkurang
                                          à Adanya sumbatan pada pylorus
     
6.      Pus
Normal      : (-) 
Abrnormal : (+) à   a. Berasal dari saluran makanan
          b. berasal dari saluran pernafasan dan adanya sputum yang tertelan
Adanya pus dapat dibuktikan dengan px mikroskopis sehingga didapatkan lekosit meningkat.

7.      Potongan Jaringan
Normal      : (-)                 
Abnormal : (+) Menunjukkan adanya proses tumor

III. Pemeriksaan  Mikroskopis
Sa                            
    Sample terbaik : Keadaan puasa, bila tidak puasa sisa makanan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan, supaya sample betul-betul murni dari lambung tidak dipengaruhi sisa makanan.
Metode :
A.      NATIF
-          Setetes getah lambung diletakkan di atas obyek glass kemudian hapus dengan deck glass.
-          Periksa di bawah mikroskop obyektif 10 x dan 40 x
-          Unsur yang mungkin terlihat :
·                     Erytrosit                      Sel Epitel
·                     Lekosit                        Sisa makanan
-          Jika : ~ Volume meningkat
     ~  Sisa makanan  (+ +)
-    Gunzburg  (-),(-)       Keliling  (+), (-)
-    Batang gram (+)
B.      PENGECATAN
a.       Lemak             : Sudan III
b.      Amylum          : Lugol
c.       Leptospira       : Lofler
d.      Gram dan ZN  : Untuk mencari kuman
-          Kuman pengecatan gram
Sarcina :   -   Bentuk coccus susunan seperti kubus
-      Gram (+)
-      Menyebabkan statis tanpa anchordidria
-          Boas aplar : - Bentuk batang berkelok-kelok
                          - Gram (+)
                     -     Pemeriksaan Kehling (+) à Karena menghilangkan asam  laktat
-    Menyebabkan stasis dengan anchlorhidria

v     Anchilorhidria à Suatu keadaan dimana pH > 3,5 dan tak akan turun > 1 satuan setelah dilakukan perangsangan secara maximal.
v      Pochlorhidria  à Suatu keadaan dimana pH > 3,5 dan akan turun > 1 satuan setelah dilakukan perangsangan secara maximal.
v    Acydity à Suatu keadaan dimana pH > 6 dan akan turun > 1 satuan setelah perangsangan secara maximal.

-          Kuman pengecatan 2N
M. TBC à  Dengan NaCl  0,9%.
Untuk mendapatkan hasil yang berarti, bahan dihomogenkan, dipusing, dibuang cairan atasnya dan lakukan pada sediment, pemeriksaan makros, culture, percobaan binatang.
Maksud dihomogenkan adalah untuk mendapatkan kuman TGC
v  Papanicolour : untuk mencari adanya sel-sel kuman
v  Peroxidase : untuk membedakan lekosit dari jenis granulocyte dan monosit peroxidase (+), sedang limfosit (-).

IV. Pemeriksaan Kimia

1. KEASAMAN GETAH LAMBUNG      
a.       Pemeriksaan HCl  bebas
-    Tujuan : ~ Untuk mengetahui apakah lambung mersekresikan HCl / tidak
     ~ Untuk mengetahui apakah HCl yang disekresi lambung dalam batas                 normal/tidak.
-    Syarat :  a. Tidak ada lendir
      b. pH (4 karena HCl bebas dapat terdeteksi pada pH 2,5)
-    Bahan pemeriksaan: *Dari sordage lambung
                * Muntahan penderita
-    Metode :
1)      Indikator Toeffer (spesifik)
Tujuan: Untuk mengetahui ada / tidaknya HCL dalam getah lambung
Prinsip: Asam total dalam getah lambung akan beraksi dengan toeffer      membentuk warna merah.
Cara kerja :
1.      Masukkan 1 ml getah lambung ke dalam tabung serologi
2.      Tambahkan 1 tetes indikator toeffer, campur
3.      Amati hasil : jika (+) terjadi warna merah
                                       jika (-) terjadi warna kuning
Harga normal: (+) terjadi warna merah
Komposisi Indikator Toeffer
à Paradimethyl amino azobenzena : 0,6 gr
à Alkohol 95 %  ad                          :100 ml
2)      Indikator Gunzburg
Tujuan: Untuk mengetahui ada / tidaknya HCl bebas dalam getah  lambung
Prinsip: HCl bebas dalam getah lambung akan bereaksi dengan indikator gunzburg memberi warna merah.
Cara kerja :
1.      Masukkan 5-10 tetes indikator gunzburg dalam cawan penguap
2.      Panaskan cawan penguap tersebut diatas air mendidih sampai kering dan menimbulkan bercak berwarna kuning
3.  Tambahkan beberapa tetes getah lambung yang diperiksa ke atas bercak yang telah mengering
4.  Adanya perubahan warna yang menjadi merah jambu berarti (+)
Komposisi indikator Gunzburg
àPhloroglucinol            : 2 gr
àVanillin                      : 1 gr
àAlkohol 96%              : 330 ml
Tujuan pemanasan :
1.  Menghindari pengarangan sehingga mudah diamati
2.  Agar reagen tidak mudah menguap (alkohol)
-    Indikator toeffer tidak bersifat spesifik karena pada reaksi toeffer bukan hanya HCl  saja  tetapi asam total juga bereaksi :
-    Asam total à HCl  bebas + asam organik
Misal : laktat, carbonat, acetat, butirat, fosfat dan protein
b.   Pemeriksaan Getah Lambung Bertingkat
-    Tujuan : Untuk mengetahui jumlah HCl yang disekresikan oleh lambung dalam jumlah  normal.
-    Zat perangsang yang digunakan:
1)      Alkohol 7%
·   Cara pemberian : melalui mulut/peroral sebanyak 520 ml tiap 30’
·   Kelemanhan : kurang efektif, merupakan zat perangsang yang lemah

2)      Histamin
·   Cara pemberian : Dengan suntikan secara subcutan sebanyak 0,04 mg per kg berat badan.
·   Kelemahan : Merupakan zat yang dapat menyebabkan reaksi alergi (dapat menimbulkan reaksi shock anaphilastic).

3)      Pentazole hidrochloride/histalog à paling baik
·   Cara pemberian : Suntikan subcutan sebanyak 0,5 mg/kg BB

4)      Pentagastrin à paling baik
·   Cara pemberian : Suntikan ultramuscular sebanyak 0,5 mg/kg BB
-    Cara kerja :
1.      Pasien dilakukan sondage lambung dengan posisi nuchter, kemudian dimasukkan 50 ml alkohol 7% ke dalam lambung pasien lewat sonde/dapat juga disuntikan dengan perangsang lain.
2.      Tiap 10’ dan 15’ isi lambung dihisap dan tiap porsi disimpan sendiri.
3.      Percobaan dihentikan 1 ½ - 2 jam setelah rangsangan.
4.      Ambli 5 ml dari tiap porsi dan lakukan titrasi dengan :
a.       1 – 2 tetes indikator toeffer.
b.      Titrasi dengan NaOH oleh N sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi   kuning.
5.      Baca berapa ml NaOH 0,1 N yang terpakai untuk menunjukkan HCl bebas.
6.      Tambahkan 2 tetes indikator PP 1%.
7.      Titrasi lagi dengan NaOH 0,1 N sampai warna kuning berubah menjadi merah jambu.
8.  Baca berapa ml NaOH 0,1N yang terpakai. Jumlah itu  menunjukkan jumlah asam total à  ml NaoH x 100 vol GL

-    Pemeriksaan getah lambung bertingkat dikatakan anchlorhidria sejati bila setelah 1 jam  dilakukan rangsangan tidak didapatkan HCl
-    Cara menyatakan hasil :
1 satuan / pH/meq HCl per liter yang artinya banyaknya ml NaOH 0,1 N yang digunakan untuk menetralkan 100 ml getah lambung
Misal : Getah lambung yang digunakan 5 ml (HCl = 1 ml, Asam total = 2,4 ml), maka harus dikalikan 20 supaya menjadi 100 ml
-          1 x 20 = 20 ml
-          2,4 x 20 = 48 ml
Jika menggunakan NaOH 0,5 N, maka :
-          1 x 5 = 5 x 20 = 100 ml
-          2,4 x 5 = 1 x 20 = 240 ml
(Jika NaOH < 0,1 N,maka dibagi, jika > 0,1 N maka dikali)
·         Contoh soal :
Dalam pemeriksaan getah lambung bertingkat dibutuhkan 1,5 ml lart NaOH 0,01N untuk terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning, kemudian thrasi dilanjutkan lagi dengan menggunakan indikator PP. Ternyata dibutuhkan 5 ml inrt NaOH 0,01 N terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah jambu. Hitung kadar HCl bebas dan asam total dalam lambung tersebut, getah lambung 2 ml.
Jawab :      HCl bebas = 1,5 ml
                  Asam total = 5 ml
                  Getah lambung = 2 ml
HCl bebas = 5 ml, NaOH = 0,01 N à
                      1,5 : 10 = 0,15 ml NaOH
Asam total = 5 ml, NaOH = 0,01 N à
                      5 : 10 = 0,5 ml NaOH
Hasil : 0,15 x 50 = 7,5 satuan HCl bebas
            0,5 x 50 = 25 satuan Asam total
Harga normal : HCl bebas = 25 – 50 satuan
                          Asam total = 50 – 75 satuan
c.   Pemeriksaan Tubulus Gastric Aralisis
-    Tujuan : untuk mengetahui : ratio BAO dan MAO
-    Cara kerja :
Kepada penderita diberi 1 tablet yang mengandung resin yang terikat dengan zat warna azure A. Oleh karena pengaruh asam lambung sebagian dari azure A akan dilepas dari resin. Banyaknya azure A akan dilepas sesuai dengan banyaknya asam lambung. Azure A akan diserap oleh usus dan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal Banyaknya Azure A yang dalam urine menjadi ukuran untuk mereduksi asam lambung.
-    Keuntungan : Penderita tidak merasa sakit
-    Kelemahan :

Pemeriksaan tidak berarti bila :
·   Penyakit hati (zat warna dihasilkan tidak dapat diekskresi)
·   Retensio urine (karena pengeluaran urine terhambat)
·   Penyerapan usus yang tidak baik (zar warna yang dihasilkan tidak baik)
BAO (Basal Acid Output) à jumlah meq sekresi HCl maximal sebelum dilakukan perangsangan.
MAO (maximal add output) à jumlah meq sekreasi maximal selama 1 jam setelah dilakukan perangsangan.



V.   PEMERIKSAAN PEPSIN
      Indikator : Anchlorhidria
Prinsip : Adanya pepsin dalam getah lambung akan menguraikan substrat putih telur dalam waktu 24 jam suhu 370C.
Cara kerja :
1)      Buatlah substrat putih telur dengan cara :
     -    Rebuslah sebutir telur kemudian kupas dan buang kuningnya
     -    Putih telur beku dipotong membentuk lempeng dengan ukuran p = 5 mm , l = 1 m
2)      7 – 8 getah lambung ditambah HCl 0,1 N sebanyak 7-8 ml, kemudian dicampur dan dibagi dalam 3 tabung dalam volume yang sama banyak (A, B, C).
3)      Tabung A à ditambah pepsin + 2 lempeng telur (sebagai kontrol (1))
Tabung B à dipanaskan + 2 lempeng telur (sebagai kontrol (-))
Tabung C à tambah 2 lempeng telur + toluena (sebagai katalisator)    Fungsi memanasan pada tabung B adalah untuk menghilangkan enzim-enzim
4)      Incubasi pada suhu 370 C selama 24 jam
5)      Bandingkan besarnya lempeng telur pada 3 tabung dalam keadaan normal :
Tabung A: lempeng telur hilang
Tabung B: lempeng telur tidak hilang
Tabung C : lempeng telur hilang

VI. PEMERIKSAAN ASAM LAKTAT
Indikasi : dengan HCl Hipochlorhidra bebas < 20 satuan
         Tujuan : untuk membedakan hasil (+) yang disebabkan HCl / asam yang lain  
Ø Keadaan yang menimbulkan asam laktat :
a. Fungsi sekresi lambung menurun
b.Fungsi motorik lambung menurun
c.Adanya kuman Bacillus boar opler

1.Pemeriksaan Keiling
Prinsip : Reaksi antara FeCl3 : 10% dengan asam laktat membentuk ferrylaktat yang berwarna kuning
Cara kerja :
1.      Masukkan 20 ml aquadest dalam tabung reaksi
2.      Tambahkan 5-10 tetes larutan FeCl­3 10% kemudian campur dan bagi menjadi 2:
3.      Tabung I : sebagai test + 1 ml getah lambung yang telah disaring
tabung II : sebagai kontrol + 1 ml aquadest
4.      Bandingkan jika pada tabung test lebih kuning dari tabung kontrol maka hasil test (+) dengan latar belakang putih
Harga normal : (-) tidak terjadi warna kuning melebihi kontrol
Ø  Fungsi penyaringan : Agar tidak mengganggu perubahan warna

Sumber : Buku Panduan Praktikum Kimia Klinik Kelas XI















Main Menu